Ict-Site -- Melanjutkan cerita *bisa dibilang curhat* saya sebelumnya yang berjudul UGM. Why Not ?! #1. Sebagian temen-temen atau pembaca mungkin bertanya-tanya kenapa saya memilih FKU alias Kedokteran ? Kok nggak FT (Teknik) atau FMIPA aja ?
Ehm, pertanyaan ini agak sulit untuk dijawab. Kenapa pilih Kedokteran ya ?! Mungkin karena ingin meniru ibu saya dan meneruskan cita-cita ibu saya untuk jadi dokter spesialis. Tapi, sebenarnya bukan itu sih, ada suatu passion yang ada dalam diri saya yang nggak bisa dijelaskan atau dilukiskan dengan kata-kata.
Bukan dari paksaan seperti pada umumnya orang mengira. Kebanyakan orang tua justru mengarahkan dan cenderung memaksa anaknya untuk menjadi apa yang mereka inginkan. Namun, itu tidak berlaku bagi saya. Orang tua saya mengarahkan saya dan saya justru diberikan kebebasan untuk memilih jurusan apa yang saya inginkan. Tentu dengan berbagai pertimbangan dan resiko yang sudah dihitung. Resiko apa ? Resiko seperti mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Mendapatkan bukan mencari. Kalo mencari berarti posisi kita sebagai jobseeker atau pencari kerja yang tentunya akan menjadi tergantung dengan orang lain. Kalo mendapat bisa berarti menjadi enterpreneur, bisa menjadi pengusaha. Bukankah menjadi pengusaha harus punya mental dan modal yang cukup ? Lalu jika harus mencari kerja, kalo pas ketemu yang spesifikasi pas dengan jurusan yang kita ambil waktu kuliah. Kalo nggak ?
Nah, kenapa saya milih Kedokteran ? Karena jadi dokter itu bisa mandiri. Bisa minimal buka klinik di rumah. Jadi dokter bisa juga jadi enterpreneur. Lhoh ? Ya, misalnya udah punya klinik mau buat klinik lagi bisa aja mem-franchise-kan klinik yang kita punya. Tapi, dokter bisa juga jadi profesional, maksudnya bisa menjadi dokter spesialis kerja di sebuah rumah sakit. Atau mungkin jadi akademisi, jadi dosen di suatu universitas.
Itulah alasan saya kenapa saya pilih Kedokteran. Terus kenapa pilih UGM ? Mungkin karena sudah jatuh cinta kali.hehe
Menjatuhkan Pilihan
Yah, sekedar flashback aja. Dulu waktu ada jalur SNMPTN Undangan 2011 atau yang dulu lebih dikenal dengan PMDK namun pengelolaanya terpusat (Kemendiknas) bukan lagi per Universitas, sempat ragu untuk memilih UGM. Pada jalur tersebut diberikan 2 pilihan Universitas. Dan sebagai pilihan pertama, saya pilih UGM. Sedangkan yang kedua UNDIP.
Kemudian, sampai pada suatu hari (3 hari menjelang penutupan pendaftaran) saya dengar kabar kalau pendaftar UGM terutama FKU mencapai 5000 orang. WOOOW! Mereka termasuk saya diharuskan untuk memperebutkan 50 kursi untuk jalur dan fakultas tersebut. 1 : 100 perbandingannya kalo dihitung-hitung. Jadi bisa dibilang 1% peluang saya untuk bisa memperoleh kursi di FKU UGM. Gila!
Saya sadar benar kemampuan saya dan nilai rapot saya. Terlebih lagi saya juga tidak pernah mendapat Juara dalam bidang akademik maupun olahraga yang dapat memberikan nilai plus untuk diterima. Karena itulah, saya dan atas pertimbangan ortu juga langsung memutar haluan dengan ganti pilihan yang semula UGM dan UNDIP menjadi UNDIP dan UNS. Dan kesemuanya saya pilih FKU. Ya, masing-masing FKU.
Hari demi hari sebelum pengumuman justru saya pesimistis. Karena saya melihat temen-temen SMAGA yang gradenya menurut saya berada di atas saya kebanyakan memilih FKU UNDIP. Hingga pada tanggal penentuan alias pengumuman hasil jalur Undangan yakni 17 Mei 2011 (maju satu hari dari jadwal sebelumnya) tertulis jelas "Maaf, Anda Tidak Lolos Seleksi". Sempet gak percaya. Tapi mau apalagi. Ya sudah. Mungkin bukan takdir saya berjodoh dengan FK UNDIP ataupun UNS.Tapi bukankah hidup adalah pilihan ? Ya inilah resiko yang harus saya ambil atas pilihan yang telah saya ambil.
Perjudian, Kerja Keras, dan Doa
Jujur saja. Hasil itu membuat saya down beberapa hari. Apalagi ketika ditanya teman-teman, "Gimana hasil (SNMPTN) Undanganmu ?"."Belum beruntung, harus nyoba SNMPTN (Utul)". Tangis batin, bro!!
Tinggal kurang lebih 12 hari lagi menjelang SNMPTN Utul 2011. Nggak ada waktu lagi untuk menyesalinya!!!
Langsung aja, dua atau tiga hari setelah dinyatakan tidak diterima saya pergi ke bank untuk bayar pendaftaran SNMPTN (Utul). Sesampainya di rumah langsung aja input alias registrasi online di web SNMPTN. Sempat mandek ketika harus mengisi Universitas dan Prodi yang harus saya pilih. Hampir 2 hari nggak buka tu web.
Mau pilih UNDIP, kuota yang melalui jalur utul SNMPTN dikit banget cuma 40 orang. Terlebih lagi, saya masih kecewa berat kemarin ditolak UNDIP.hehe. Setelah melalui pertentangan batin dan harus sedikit menentang pendapat ortu yang justru mengarahkan saya ke UNDIP, akhirnya saya lebih memilih Jogja sebagai kota kedua saya alias UGM universitas saya.
Lhoh ?? Mungkin banyak orang bertanya-tanya, "Nggak diterima di UNDIP kok malah ndaftar UGM??". "Woh, ngawur ki bocah..". Tapi, entah kenapa ada yang menggerakkan tangan saya untuk mengarahkan kursor ke arah "Pend. Dokter UGM" dan "Pend. Dokter Gigi UGM". Yah, mantep ajalah, sembari menghibur diri.
Dibilang perjudian sih iya. Tapi nggak mutlak 100%!! Mungkin lebih ke perhitungan masalah peluang diterima. Karena UGM menyediakan lebih dari 140 kursi FKU bagi pendaftar via SNMPTN. Nah, itulah yang menjadi pertimbangan saya berani menjatuhkan pilihan saya ke UGM.
No comments:
Post a Comment