Saturday, July 10, 2010

Cerita di Balik Otak Einstein [bag.2-habis]

Melanjutkan prekuel (baca : posting) sebelumnya tentang Cerita di Balik Otak Einstein [bag.1]. Setelah sebelumnya saya membahas tentang fakta bahwa otak einstein diambil dan diawetkan dari tempurung kepalanya, pada posting kali ini kebanyakan saya akan bahas tentang kontroversi-kontroversi dalam kehidupan Einstein.

Sebelum melangkah ke kontroversi tersebut, terlebih dahulu saya akan melanjutkan posting saya sebelumnya. Simak baik-baik ya. Cekidot.

Salah satu ilmuwan yang menginginkan sample otak Einstein yakni Marian Diamond yang bekerja di Universitas California, Berkeley. Dia meminta kepada Thomas Harvey beberapa potongan dari empat area dalam otak Einstein.

Diamond tidak berbicara sama sekali tentang ikut andilnya dalam eksperimennya. Tetapi pada tahun 1985 selama mengajar di salah satu perguruan tinggi di New York, dia menjelaskan apa yang terjadi setelah dia meminta Harvey untuk mengirimkan beberapa potong sample otak Einstein. Harvey menyetujui untuk mengirimkannya, namun beberapa bulan berselang Harvey tidak mengirimnya. Baru, tiga tahun kemudian segumpal jaringan otak Einstein sampai lewat pos di dalam sebuah toples mayonnaise.

Pada waktu itu sekitar tahun 1980-an, kebanyakan ilmuwan masih percaya semua "pekerjaan" penting di dalam otak dilakukan oleh neuron. Dan para peneliti sudah mempelajari dari sample otak Einstein bahwa dia tidak memiliki banyak "ekstra" neuron.

Namun, Diamond kagum akan tipe lain dari sel otak, yang disebut sel glial. Glia berarti glue atau jika diartikan yakni lem. Dan anggapan itu kembali bahwa sel glial adalah sel yang berfungsi sebagai "lem" yang menyatukan otak.

Diamond kemudian mengeksplorasi lagi bahwa sel
glial dibagi lagi menjadi dua yakni astrocytes dan oligodendrocytes dalam otak Einstein. Lalu, dia menghitung jumlahnya dan menemukan bahwa mereka berasal dari suatu jaringan yang berada di area imajinasi dan area berpikir rumit.

Penelitian ini kemudian mendapat bayak perhatian dari media. Namun, para ilmuwan sungguh tidak tahu apa yang membuat ini semua, kata Doug Fields, seorang peneliti otak dari National Institutes of Health.

Penelitian ini juga membuat Doug Fields terinspirasi untuk membuat sebuah buku yang menjelaskan penelitian tentang peranan dari sel glia dalam otak. Ini sekaligus mengakibatkan sebuah "revolusi" dalam dunia medis khususnya neuroscience.

Tujuan Terpenuhi

Buku dari Field dimulai dengan cerita Thomas Harvey yang "mencuri" otak Einstein. .

Harvey tidak pernah membaca buku karangan Field tersebut. Karena Harvey meninggal dunia pada tahun 2007. Banyak yang menyebut Harvey sebagai pahlawan. Karena atas jasanya para neuroscientist menemukan hal baru yang dapat memperkaya ilmu pengetuhuan. Namun, tidak sedikit pula orang men-cap Harvey seorang yang kontroversi atau ngawur karena Harvey dianggap telah "mencuri" otak Einstein. Karena tindakannya inilah rumah sakit Princeton, New Jersey memecatnya.

Disadari atau tidak Harvey juga telah membantu para ilmuwan untuk mempelajari tentang asal dari kejeniusan manusia.

"Saya pikir tujuan Harvey telah terpenuhi," ujar Paterniti.

Lalu, bagaimana nasib otak Einstein ? Sejujurnya, otak Einstein tidak pernah diberikan kepada cucu Einstein yang bernama Evelyn, kata Paterniti. Dia (Evelyn) tidak menginginkannya.

Jadi, sebelum meninggal dunia Harvey mengembalikan otak Einstein ke departemen Pathology Universitas Princeton, New Jersey dimana itu masih tersimpan sampai sekarang.

Kontroversi Sang Profesor

Ini dia yang saya janjikan diawal posting ini. Kontroversi atau hal-hal yang mungkin anda tidak ketahui tentang Kakek Einstein. Saya tulis di spoiler aja, biar postingnya gak keliatan panjang.hehe. Selamat membaca. Semoga bermanfaat, jangan lupa komentar yak ?

Spoiler for Kontroversi Sang Profesor:


1. Einstein belum dapat berbicara sampai ia berusia 4 tahun dan belum dapat membaca sampai berusia 7 tahun.

2. Einstein pernah dikeluarkan dari sekolahnya dan ditolak oleh Zurich Polytechnic School.

3. Beliau menciptakan Teori Relativitas beserta persamaannya pada umurnya yang ke-26 atau bulan September 1905.

4. Einstein memperoleh gelar PhD dari Universitas Zurich pada usia 26 tahun.

5. Einstein menerima gelar doktornya pada tahun 1909 atau ketika berumur 30 tahun dari Universitas Jenewa.

6. Einstein seorang Yahudi namun bukan Zionis.

7. Selama mengajar di Universitas Zurich, penampilannya selalu lusuh dan celana terlalu pendek.

8. Selama mengajar di Zurich pula, Einstein hanya mengajar dengan sobekan kertas berisi materi kuliah.

9. Karena cara kerjanya selama di Universitas Zurich seperti itu, tak seorangpun dari mahasiswa yang dia ajar menjadi doktor.

10. Tahun 1952, setelah Wiezmann presiden pertama Israel meninggal, Einstein ditawari jabatan presiden negara Yahudi tersebut. Namun ditolaknya.

11. Setelah meninggal otak Einstein tidak dikremasi bersama tubuhnya namun diambil dan diawetkan.



Ditulis oleh : Aditya Doni Pradana
Sabtu, 10 Juli 2010
Dari berbagai sumber